Perkembangan teknologi robot di Indonesia saat ini telah meningkat pesat. Empat mahasiswa ITB bahkan berhasil menjuarai kompetisi robot internasional di Amerika Serikat, 9-10 April lalu. Namun, sayangnya robot di Indonesia kurang memasyarakat karena adanya stigma buruk di masyarakat terhadap robot.
Peneliti Robot asal ITB, Kusprasapta Mutijarsa, menjelaskan persepsi masyarakat Indonesia terhadap robot masih menyeramkan, yaitu robot bisa membunuh manusia atau membuat manusia jadi pemalas.
"Film-film robot seperti Terminator robot yang bisa memprogram sendiri dan membunuh manusia atau film Wall-E yang membuat manusia menjadi pemalas itu sudah melekat kuat dalam benak masyarakat Indonesia," jelas pria yang akrab disapa Sony ini di Bandung.
Menurut Sony, robot-robot yang ada dalam film tersebut murni fiksi. Bahkan, hingga saat ini para ahli tidak bisa menciptakan robot seperti itu.
Sony menekankan robot tidak akan bisa beroperasi tanpa bantuan manusia. Manusia lah yang memprogram dan menciptakannya. Robot, tambah dia, hanya akan melengkapi tugas manusia karena tidak pernah bisa lebih cerdas dari manusia.
"Seperti robot penjinak rom, robot hanya mendeteksi dan memotret rangkaian bom. Yang mematikan bom tetap manusia. Jadi, robot tidak pernah menggantikan manusia," dia menjelaskan.
Menurut Sony, stigma tersebut hanya berlaku untuk masyarakat awam. Sedangkan untuk orang-orang yang berkecimpung dalam penelitian ilmiah robot sudah dianggap suatu hal yang wajar. Dana untuk penelitian perkembangan robot pun sekarang sudah mudah didapatkan. (kd)
vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar