Mesin pencari Google pernah terkena ‘wabah’ konten porno. Keadaan ini memaksa Google mengembangkan mesin pencari bebas spam. Seperti apa?
Dalam buku terbaru In The Plex, pengarang Steven Levy menggambarkan metode yang digunakan Google untuk membentengi diri dari spam dan konten porno. Meskipun teknisi Matt Cutts mengembangkan SafeSearch di 2010, produk yang mampu menyaring konten pornografi, namun beberapa konten ilegal lolos.
Lalu, bagaimana Google berkompromi dengan spam perempuan telanjang yang tidak diinginkan?
"Google bertanya kepada Cutts bagaimana pandangannya soal konten porno,” tulis Levy. “Cutt mengaku telah melihat banyak konten porno yang berhasil lolos filtrasi sistem Google.”
Meskipun Cutts bekerja sama dengan pegawainya untuk memblokir situs porno, mereka kewalahan. Bahkan, Cutts sempat mengeluh ke istirnya yang sedang memasak kue. Selanjutnya, Cutts mendapatkan ide untuk memblokir situs porno dari kue milik istrinya.
Pada dasarnya, situs porno besar juga tidak suka perempuan berusia 12 tahun masuk ke dalam konten mereka. Ada banyak penyuka situs porno yang menjunjung nilai etis saat mengakses situs.
Di sisi lain, konten anak di bawah umur inilah yang mampu meningkatkan peringkat situs mereka karena banyak pula pengakses yang penasaran.
"Ini menjadi tantangan baru tapi kami memperoleh satu ciri yang bisa dijadikan penyaring konten porno,” kata Cutts.
Inilah contoh awal dari bagaimana Google menghadapi konten porno. Meskipun lagi-lagi, keberadaan konten porno di Google belum sepenuhnya hilang. [mor]
teknologi.inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar