Memanfaatkan ukuran dan bentuk daun guna merekonstruksi iklim 120 juta tahun silam jauh lebih akurat dibanding menggunakan metode saat ini.
Geolog Baylor University dan Universitas Wesleyan mengumpulkan ribuan daun dari berbagai jenis tanaman dari 92 lokasi iklim berbeda dan beragam tanaman di tiap benua, kecuali Afrika dan Antartika.
“Paleobotanis telah lama menggunakan model berdasarkan ukuran dan bentuk daun guna merekonstruksi iklim kuno,” kata asisten profesor geologi Daniel Peppe.
Namun sebagian besar model hanya memakai satu variabel atau variabel yang tak langsung terkait iklim, “Hal ini jelas membatasi daya prediksi model ini”.
Memanfaatkan beberapa variabel, para peneliti mengembangkan rata-rata suhu tahunan dan rata-rata curah hujan tahunan kemudian membandingkannya dengan sembilan fosil flora yang telah dipelajari dengan baik.
Ilmuwan menemukan, daun di daerah beriklim dingin biasanya lebih besar, dan bergigi banyak. Sedangkan daun di daerah beriklim basah, lebih besar namun bergigi kecil dan lebih sedikit. Hubungan iklim dan ukuran dan bentuk daun dipengaruhi jenis daun, ketersediaan air lokal dan sejarah evolusi jenis daun, papar para peneliti.
"Studi ini menunjukkan, masuknya sifat daun secara fungsional terkait iklim akan meningkatkan rekonstruksi paleoklimatik,” tutup Peppe.
teknologi.inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar